Rizki Yang Halal lagi
Baik
(Abu
Usamah Yahya Al-Lijaziy)
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai sekalian manusia, makanlah
yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu.
(Al Baqarah 168)
Ketika
Allah swt menegaskan bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah selain Dia,
dalam ayat yang agung ini Allah swt menunjukkan bahwa Dia lah Sang Pemberi Rizki
bagi seluruh makhlukNya. Ini adalah satu anugerah dan perintah bagi manusia
yang mencakup muslim dan kafir, yang mana Allah swt menganugerahkan apa-apa
dari rizki yang ada di bumi dan perintah untuk memakan yang halal lagi baik
darinya.
Yang
pertama : Halal
dari sisi dzat nya, yaitu yang tidak ada Nash dari Al Qur’an dan Hadits yang
mengharamkannya, jadi hukumnya kembali ke hukum asal sesuatu yaitu halal. Misalkan
Kita ambil contoh Nash yang datang mengharamkan sesuatu dari Al Qur’an Firman
Allah I :
إِنَّمَا
حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ
بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ
“Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah”(AlBaqarah 173)
Dan
banyak lagi dalil-dalil dari Al Qur’an dan Hadits yang secara langsung ataupun
tidak langsung mengharamkan sesuatu, yang tentunya membutuhkan pembahasan bab tersendiri.
Yang
kedua : Halal
dari sisi cara memperolehnya, yaitu tidak memperolehnya dengan cara-cara yang
di haramkan Syariat. Misalkan dengan cara mencuri, merampas atau dengan muamalah
yang mengandung unsur haram seperti riba, tipu muslihat dan sebagainya.
Kemudian
makna طَيِّبًا (baik)
dalam ayat ini adalah bukan sesuatu yang menjijikkan, mengandung penyakit
seperti bangkai,darah,daging babi,tikus dan sebagainya dari sesuatu yang
menjijikkan secara umum kebiasaan manusia.
Selanjutnya Allah berfirman “Janganlah kamu ikuti jalan-jalan
syaithan, karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Berkata
Qotadah rd bahwa seluruh kemaksiatan kepada Allah swt itulah jalan-jalan
syaithan.[1]
Keseluruhan maksiat yang meliputi kekufuran, kefasikan, kedzoliman termasuk
memakan makanan yang haram itujuga termasuk jalan-jalan syaithan.[2]Dan
syaithan adalah musuh yang jelas bagi kita, tidaklah yang dia inginkan dari
kita kecuali terjerumusnya kita kedalam lembah kemaksiatan berlumuran dosa
sehingga kelak menjadi temannya di neraka jahanam. Wal’iyaadzubillah.
Untuk itu harus ada antara kita dan syaithan permusuhan dan kebencian
selamanya.
Pelajaran
yang sangat penting dari ayat yang agung ini adalah bila kita senantiasa
menjaga perut kita dari makanan yang haram maka itu salah satu sebab
terkabulnya doa, begitu pula sebaliknya daging yang tumbuh dari sesuatu yang
haram maka neraka lebih berhak untuk membakarnya. Seperti dalam riwayat ini :
عن ابن عباس قال: تُليت هذه الآية عند النبي صلى الله عليه وسلم: {
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلالا طَيِّبًا } فقام سعد بن
أبي وقاص، فقال: يا رسول الله، ادع الله أن يجعلني مستجاب الدعوة، فقال. "يا
سعد، أطب مطعمك تكن مستجاب الدعوة، والذي نفس محمد بيده، إن الرجل ليَقْذفُ اللقمة
الحرام في جَوْفه ما يُتَقبَّل منه أربعين يومًا، وأيّما عبد نبت لحمه من السُّحْت
والربا فالنار أولى به"
“Dari
ibnu Abbas ra berkata:”ketika ayat ini dibacakan disisi Nabi saw(“Hai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”), maka
tiba-tiba Sa’ad bin Abi Waqqas rd berdiri dan berkata :”Wahai Rasulullah,tolong
do’akan kepada Allah swt agar Dia menjadikanku orang yang terkabulkan doanya”.
Maka Rasulullah bersabda : “Wahai Sa’ad, baguskan tempat makananmu, maka kamu
termasuk yang terkabulkan doanya, Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di
TanganNya, sesungguhnya seseorang memasukkan sesuap dari makanan haram ke
lambungnya, maka tidak akan diterima darinya selama empat puluh hari, dan
siapapun yang dagingnya tumbuh dari sesuatu yang buruk (haram) dan riba maka
neraka lebih berhak terhadapnya.[3]
Dan
perhatikan juga Sabda Rasulullah saw berikut ini :
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ
أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا
الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا
تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ
أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ
بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
“Dari
Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda :”Wahai manusia,sesungguhnya
Allah swt Maha Baik, dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya
Allah swt memerintahkan kaum mukminin dengan apa yang Allah memerintahkan para
Rasul, dan berkata :Wahai para Rasul,makanlah oleh kalian sesuatu yang baik
sesungguhnya Aku maha mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan berkata :Wahai
orang-orang yang beriman, makanlah dari sesuatu yang baik dari apa yang Kami
rizkikan kepadamu. Kemudian beliau menceritakan seorang yang lagi safar panjang
(perjalanan jauh) dengan rambut berdebu mengangkat tangannya ke langit dan
berdoa Wahai Rabbku, wahai Rabbku. Sedangkan makanannya haram,minumannya haram,
pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan sesuatu yang haram, bagaimana doanya
akan di kabulkan?.”[4]
Dalam Hadits ini
Rasulullah saw menyebutkan keadaan seseorang yang sebenarnya dalam kondisi yang
mudah di kabulkannya do’a, yaitu dalam kondisi safar ditambah lagi keadaan yang memprihatinkan dengan mengangkat
tangannya memohon dengan penuh harapan, tetapi karena hanya karena dia memenuhi
lambungnya dengan makanan yang haram, akhirnya menyebabkan do’anya tidak
dikabulkan. Wal’iaadzubillah, Kita berlindung dari kondisi yang
demikian. Mudah-mudahan Allah swt menunjukkan kepada kita dan anak cucu kita
segala sesuatu yang di halalkan dan di haramkan Allah swt dan memudahkan kita
semua untuk mencari rizki yang halal dan barokah, dan menjaga kita untuk dijauhkan
dari sesuatu yang haram. Allahul musta’aan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar