Selasa, 31 Januari 2012

Carilah Rizki Yang Halal


Rizki Yang Halal lagi Baik
(Abu Usamah Yahya Al-Lijaziy)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(Al Baqarah 168)

Ketika Allah swt menegaskan bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah selain Dia, dalam ayat yang agung ini Allah swt menunjukkan bahwa Dia lah Sang Pemberi Rizki bagi seluruh makhlukNya. Ini adalah satu anugerah dan perintah bagi manusia yang mencakup muslim dan kafir, yang mana Allah swt menganugerahkan apa-apa dari rizki yang ada di bumi dan perintah untuk memakan yang halal lagi baik darinya.
Perlu kita ketahui disini adalah makanan dikatakan  halal bila dalam dua keadaan :
Yang pertama : Halal dari sisi dzat nya, yaitu yang tidak ada Nash dari Al Qur’an dan Hadits yang mengharamkannya, jadi hukumnya kembali ke hukum asal sesuatu yaitu halal. Misalkan Kita ambil contoh Nash yang datang mengharamkan sesuatu dari Al Qur’an Firman Allah I :
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah”(AlBaqarah 173)
Dan banyak lagi dalil-dalil dari Al Qur’an dan Hadits yang secara langsung ataupun tidak langsung mengharamkan sesuatu, yang tentunya membutuhkan  pembahasan bab  tersendiri.
Yang kedua : Halal dari sisi cara memperolehnya, yaitu tidak memperolehnya dengan cara-cara yang di haramkan Syariat. Misalkan dengan cara mencuri, merampas atau dengan muamalah yang mengandung unsur haram seperti riba, tipu muslihat dan sebagainya.
Kemudian makna طَيِّبًا (baik) dalam ayat ini adalah bukan sesuatu yang menjijikkan, mengandung penyakit seperti bangkai,darah,daging babi,tikus dan sebagainya dari sesuatu yang menjijikkan secara umum kebiasaan manusia.
Selanjutnya Allah berfirman “Janganlah kamu ikuti jalan-jalan syaithan, karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Berkata Qotadah rd bahwa seluruh kemaksiatan kepada Allah swt itulah jalan-jalan syaithan.[1] Keseluruhan maksiat yang meliputi kekufuran, kefasikan, kedzoliman termasuk memakan makanan yang haram itujuga termasuk jalan-jalan syaithan.[2]Dan syaithan adalah musuh yang jelas bagi kita, tidaklah yang dia inginkan dari kita kecuali terjerumusnya kita kedalam lembah kemaksiatan berlumuran dosa sehingga kelak menjadi temannya di neraka jahanam. Wal’iyaadzubillah. Untuk itu harus ada antara kita dan syaithan permusuhan dan kebencian selamanya.
Pelajaran yang sangat penting dari ayat yang agung ini adalah bila kita senantiasa menjaga perut kita dari makanan yang haram maka itu salah satu sebab terkabulnya doa, begitu pula sebaliknya daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih berhak untuk membakarnya. Seperti dalam riwayat ini :
عن ابن عباس قال: تُليت هذه الآية عند النبي صلى الله عليه وسلم: { يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلالا طَيِّبًا } فقام سعد بن أبي وقاص، فقال: يا رسول الله، ادع الله أن يجعلني مستجاب الدعوة، فقال. "يا سعد، أطب مطعمك تكن مستجاب الدعوة، والذي نفس محمد بيده، إن الرجل ليَقْذفُ اللقمة الحرام في جَوْفه ما يُتَقبَّل منه أربعين يومًا، وأيّما عبد نبت لحمه من السُّحْت والربا فالنار أولى به"
“Dari ibnu Abbas ra berkata:”ketika ayat ini dibacakan disisi Nabi saw(“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”), maka tiba-tiba Sa’ad bin Abi Waqqas rd berdiri dan berkata :”Wahai Rasulullah,tolong do’akan kepada Allah swt agar Dia menjadikanku orang yang terkabulkan doanya”. Maka Rasulullah bersabda : “Wahai Sa’ad, baguskan tempat makananmu, maka kamu termasuk yang terkabulkan doanya, Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di TanganNya, sesungguhnya seseorang memasukkan sesuap dari makanan haram ke lambungnya, maka tidak akan diterima darinya selama empat puluh hari, dan siapapun yang dagingnya tumbuh dari sesuatu yang buruk (haram) dan riba maka neraka lebih berhak terhadapnya.[3]
Dan perhatikan juga Sabda Rasulullah saw berikut ini :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
“Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda :”Wahai manusia,sesungguhnya Allah swt Maha Baik, dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah swt memerintahkan kaum mukminin dengan apa yang Allah memerintahkan para Rasul, dan berkata :Wahai para Rasul,makanlah oleh kalian sesuatu yang baik sesungguhnya Aku maha mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan berkata :Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari sesuatu yang baik dari apa yang Kami rizkikan kepadamu. Kemudian beliau menceritakan seorang yang lagi safar panjang (perjalanan jauh) dengan rambut berdebu mengangkat tangannya ke langit dan berdoa Wahai Rabbku, wahai Rabbku. Sedangkan makanannya haram,minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan sesuatu yang haram, bagaimana doanya akan di kabulkan?.”[4]
Dalam Hadits ini Rasulullah saw menyebutkan keadaan seseorang yang sebenarnya dalam kondisi yang mudah di kabulkannya do’a, yaitu dalam kondisi safar ditambah lagi    keadaan yang memprihatinkan dengan mengangkat tangannya memohon dengan penuh harapan, tetapi karena hanya karena dia memenuhi lambungnya dengan makanan yang haram, akhirnya menyebabkan do’anya tidak dikabulkan. Wal’iaadzubillah, Kita berlindung dari kondisi yang demikian. Mudah-mudahan Allah swt menunjukkan kepada kita dan anak cucu kita segala sesuatu yang di halalkan dan di haramkan Allah swt dan memudahkan kita semua untuk mencari rizki yang halal dan barokah, dan menjaga kita untuk dijauhkan dari sesuatu yang haram. Allahul musta’aan.


[1] Tafsir Ibnu Katsir
[2] Tafsir As Sa’di
[3] Tafsir Ibnu Katsir
[4] Imam Muslim 4178

Tidak ada komentar: