Sabtu, 07 Januari 2012

SYARI'AT ISLAM YANG AGUNG BERBICARA TENTANG PEGAWAI


Kriteria dalam memilih pegawai

Sebagai pengusaha atau pemilik perusahaan tentunya menginginkan memiliki pegawai yang baik dan berkualitas.  Walhamdulillah Al Qur’an dan As Sunnah cukup bagi kita sebagai rujukan dalam memilih keriteria pegawai untuk kita. Jika kita berpegang dengan keduanya insyaAllah kita tidak perlu kawatir lagi terhadap terbengkalainya pekerjaan, pencurian, korupsi dan lain sebagainya.
Di dalam Al Qur’an dan As Sunnah dijelaskan ada dua landasan di dalam memilih calon pegawai,yaitu “Qowiiyan Aaminan” yaitu “kuat dan terpercaya”. Dalam hal ini “kuat” bisa di definisikan sesuai dengan jenis pekerjaannya, jika pekerjaannya memang membutuhkan tenaga yang kuat misalkan kuli bangunan atau sejenisnya, maka “kuat” disini bermakna hakiki yaitu kekuatan fisik. Namun jika jenis pekerjaan selain itu maka “kuat disini bermakna keahlian khusus di bidangnya. Misalkan ahli dibidang komputer,akuntansi,elektro dan lain sebagainya.
Sebagai dalil rujukan dalam hal ini di dalam Al Qur’an Allah swt telah mengkhabarkan tentang salah satu dari kedua anak perempuan seorang penduduk Madyan, ia berkata kepada ayahnya tatkala Nabi Musa As mengambilkan minum untuk hewan ternak kedua wanita tersebut:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ 
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".( Al Qashas:26)

Kedua perempuan itu melihat ketulusan dan kejujuran Nabi Musa as dalam membantu,karena sebelumnya kedua perempuan itu cuma berdiri saja karena kesulitan dalam mengambil air di tengah antrian yang banyak dari kaum laki-laki. Sehingga kekuatan fisik Nabi Musa as sangat berperan pada saat itu,yang akhirnya pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik,hingga beliaupun membawakan air tersebut sampai ke rumah kedua perempuan tadi. Lalu  kedua perempuan tersebut berkata pada ayahnya seperti apa yang telah Allah swt abadikan di dalam Al Qur’anul Karim pada ayat diatas. Jadi ayat ini menjelaskan  bahwa Alqowiul Amin adalah kriteria dalam  memilih pegawai yang baik sehingga diharapkan bisa menghasilkan hasil kinerja yang baik dan memuaskan.

Pada ayat yang lain Allah swt juga berfirman tentang ifrit dari golongan jin yang menyatakan tentang kesanggupannya untuk menghadirkan singgasana Bilqis.

قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آَتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ  
“Berkata 'Ifrit’ dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".(An Naml:39)

Allah swt menganugerahkan kepada Nabi Sulaiman as dengan tunduknya beberapa makhluk Allah swt termasuk mereka dari bangsa jin. Disini ifrit dari bangsa jin menyatakan sanggup membantu menghadirkan istana Bilqis yang ada di yaman ke hadapan Sulaiman as yang ada di Baitul Maqdis palestina dalam sekejap mata dengan mengatakan “qowiyun amin”, Ibnu Abbas ra mengatakan Maknanya yaitu,dia  memiliki kemampuan untuk memikul istana tersebut dan mendatangkannya, sekaligus menjaga keutuhan apa yang terdapat di dalamnya.

Allah juga mengkhabarkan tentang Nabi Yusuf Alaihissallam , tatkala ia berkata kepada sang raja:
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ 
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".(Yusuf : 55)

Sedangkan lawan dari “Qowiyyan Aaminan” Kuat dan terpercaya adalah “Al ‘ajzu wal khiaanah” yaitu lemah dan khianat. Sehingga, inipun menjadi dasar atas diri seseorang untuk tidak dipilih dan dibebani kepercayaan atau pekerjaan.

Tatkala Umar bin al Khaththab ra menjadikan Sa’ad bin Abi Waqqash ra sebagai gubernur di Kufah, dan kemudian orang-orang bodoh di Kufah mencelanya dan membicarakan buruk padanya, maka Umar ra melihat adanya kemaslahatan untuk menghentikan Sa’ad bin Abi Waqqash ra dari jabatan tersebut untuk menghindari fitnah. Selain itu juga, agar tidak ada orang yang berani berbuat macam-macam padanya. Kendatipun demikian, Umar Radhiyallahu 'anhu, menjelang wafatnya memilih enam orang sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam agar salah satu dari mereka dijadikan sebagai khalifah sepeninggalnya. Salah satu dari mereka adalah Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'anhu. Hal ini, karena Umar Radhiyallahu 'anhu khawatir timbul prasangka, bahwa penghentiannya atas Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'anhu -dari jabatan Gubernur- disebabkan ketidakmampuannya dalam memimpin sebuah wilayah. Dan Umar Radhiyallahu 'anhu ingin menghilangkan anggapan itu denganberkata:

فَإِنْ أَصَابَتْ الإِمْـرَةُ سَعْداً فَهُوَ ذَاكَ، وَإِلاَّ فَلْـيَسْـتَعِنْ بِهِ أَيُّـكُمْ مَا أُمِّـرَ، فَإِنِّي لَمْ أَعْـزِلْهُ عَنْ عَجْـزٍ وَلاَ خِيَانَةٍ

"Jika kekuasaan ini terjatuh pada Sa’ad, maka itu memang haknya. Dan jika tidak, maka hendaknya salah seorang dari kalian meminta bantuannya, kerena sesungguhnya aku tidak menghentikannya dengan sebab kelemahan dan pengkhianatan". [al Bukhari, 3700].
 Juga Rasulullah saw bersabda , dari Abu Dzar ra berkata :

عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلُنِى قَالَ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ « يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْىٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيهَا »


“Dari Abu Dzar ra berkata:Aku berkata,Yaa Rasulallah..alangkah baiknya engkau mempekerjakan aku.Lalu dia berkata: maka beliau saw menepuk pundakku dengan tangannya kemudian bersabda :”Wahai Abu Dzar,sesunguhnya kamu itu lemah dan sesungguhnya itu adalah amanah dan sesungguhnya amanah itu merupakan kesedihanan dan kesengsaraan di hari kiamat, kecuali bagi mereka yang mengambil sesuatu sesuai dengan haknya dan menunaikannya sesuai dengan yang di amanahkan kepadanya.”(Shohih Muslim 4823)

Hadits diatas menjelaskan bahwa ketika Abu Dzar ra meminta pekerjaan kepada Rasulullah saw,Beliau saw menolaknya. Sebab Rasulullah saw tahu kalau Abu Dzar ra itu tidak mampu untuk mengembannya[1] dengan sabda beliau “Sesungguhnya kamu itu lemah”,itu karena rasa sayang Beliau saw kepada Abu Dzar ra,dan disebabkan juga bahwa Rasulullah saw tahu bagi mereka yang telah menerima amanah lalu dia tidak mengerjakannya maka amanah itu akan berubah menjadi kesedihan dan kesengsaraan di hari kiamat kelak,akan menerima tuntutan dari sang pemberi amanah dan akan mendapatkan siksa dari Allah swt,kecuali mereka yang benar-benar menjalankan sesuai amanahnya dan mengambil sesuai apa yang menjadi haknya.
Untuk itu hendaknya kita berhati-hati didalam memilih pekerja,karyawan atau partner kerja. Pilihlah sesuai dengan apa yang Allah swt dan Rasulullah saw kriteriakan buat kita,yang tidak lain itu semua untuk kebahagiaan kita di dunia dan akhirat.Allahul musta’aan.



Disadur oleh : Abu Usamah Yahya Allijaziy dari Kitab Kaifa yu’addil muwadzdzofu al amaanata, Syeikh Abdul Muhsin Al Abbad Hafidzahulloh



[1] Tidak mampu disini bisa berupa tidak memiliki keahlian dalam bidang tersebut atau tidak mempunyai   kekuatan fisik untuk pekerjaan tersebut.

Tidak ada komentar: